Minggu, 23 November 2014

ALANGKAH SYAHDUNYA BROWN CANYON ALA NUSANTARA

Kali ini ane  akan sedikit bercerita mengenai perjalanan ke brown canyon semarang. Ya, tujuan ane adalah brown canyon.BrownCanyon adalah tempat beradanya bukit-bukit yang seperti di ukir. Ya alangkah indahnya negri ini, negeri indonesia. Tempat ini mirip gurun-gurun di California, tapi bedanya ini di Indonesia. Dan luar biasanya di Indonesia ada ya kayak gini..(hehehe). Sebernya sih di daerah ane juga ada yang mirip brown canyon, lebih tepatnya di daerah prambanan,Sleman Yogyakarta.  Tapi agak mini sih. Letak brown canyon pun tidak susah untuk di temukan,letaknya bersebelahan dengan perumahan pucang gading.
Bermula dari perbincangan  dengan widi teman ane ,yang awalnya mau touring ke solo pada hari Sabtu,11 oktober 2014. Kita sepakat otw semarang dengan menggunakan si jagur. Si jagur adalah vespa berwarna silver kesayangan ane. Maklum lik ane anak vespa...(hahaha). Tapi rencana ini  hampir gagal karena  tanggal 12 oktober 2014, ane di mintain temen untuk  jadi panitia konser musik band mocca. Yah, mau gimana lagi udah janjian sama widi. Nanti kalo ane cancel, nggak enak sama si widi. Akhirnya ane niatin aje berangkat ke Semarangnya dengan catatan sabtu sore sekitar jam 4. Ane harus nyampe jogja lagi karena ane jadi panitia tadi. Huh..emang nggak enak ya kalo mau maen kok ada batasan waktu,emangnya study banding.. ane mau holiday lik..
Pagi pagi sekitar jam 7 pagi ane dan Widi  on the way ke Semarang. Dari jogja rutenya tinggal nurut aja jalan magelang (jogja-semarang). Sekitar pukul setengah 9 kita berhenti di Pom Bensin daerah Ambarawa untuk mengisi bensin. Bussettt...Si Jagur marukk bener, padahal sebelum berangkat tadi ane sudah isi 3,5 liter. Yaudin deh ane isi lagi 3 liter, terus kami melanjutkan perjalanan. Sekitar jam set 10 kita berhenti di salah satu alfamart di daerah Bawen. Kita beli makanan dan minum. Ane langsung sms temen yang rumahnya tidak jauh dari alfamart,sekitar 500meter dari alfa mart. Karena lama nggak bales,ane tinggal aja.Lalu ane sms suruh nyusul aja nanti. Lanjut otw menuku brown canyon,ini rutenya. Dari bawen kita tinggal lurus ke arah semarang kota,sampai bangjo undip,kita belok kanan.Setelah masuk gerbang undip nanti ada bangjo di jalan turunan kita belok kanan. Kemudian lurus, hingga sampai di perumahan pucang gading. Terus masuk perumahan nanti ada turunan kita belok ke kiri lurus terus sampai mentok, nanti ada pertigaan terus belok kanan. Setelah itu tinggal lurus aja kalo enggak ngikutin truk truk pengangkut pasir,soalya truknya wira wiri nambang pasir di daerah brown canyon. Oh..iya ane lupa setelah bangjo di jalan turunan tadi jalanya agak jelek,berlubang,apalagi kalo udah nglewatin jembatan di daerah deket brown canyon. Si jagur aje nyampe goyang2, jadi saran ane kalo ke pergi ke situ pake motor yang bener..ini aje informasi yang bisa ane berikan, Salam traveller!! (Andriawan Fajar) 









Kamis, 20 November 2014

UNGARAN 2.050 MDPL, SAKSI KEBERSAMAAN EKSPEDISI KEDUA KAMI

Semarang, adalah ibukota Provinsi jawa tengah yang notabennya berada pada daerah pesisir. Namun, di Semarang inilah terdapat sebuah gunung berketinggian 2.050 mdpl bernama Gunung Ungaran. Dan disinilah, ekspedis kami mulai lagi.

Awalnya, kami berbincang-bincang tentang kemana kita melanjutkan ekspedisi kami. Setelah berhasil menjajal track Gunung Prau ( 17-18 Agustus 2014), kami sebagai pemula kemudian mencari-cari track lain yang dapat kami jajal. Kemudian Jhack mencetuskan ide untuk mendaki gunung Ungaran (ide yang cemerlang). Kamipun segera menggali informasi tentang Gunung Ungaran tersebut. Mulai dari transportasi, track, dan segala macam tentang pendakian Gunung Ungaran. Sampai akhirnya kami menentukan tanggal pemberangkatan kami. Dan 31 November 2014 adalah hari yang kami pilih untuk berangkat bersama 9 anggota kami. Segala persiapan yang kami butuhkan mulai dipersiapkan. Mulai dari dome, carier, jas hujan, matras, jaket tebal, dan segalam macam logistik. Pihak yang berjasa pada pendakian ini adalah Eko shop Adventure karena beliau menyewakan peralatan yang super duper murah untuk kami (thank you mas Eko dan ibuk nya J ).

Jum’at pukul 15.00 setelah kami melaksanakan UTS hari terakhir, kami pulang dari kampus. Kami bersiap packing dan berangkat pukul 17.00 menuju tempel untuk  bertemu dengan captain tim kami yaitu Jhack. Ditempel Sleman, Jhack sudah menunggu bersamaan dengan sore yang segera menjingga. Kemudian perjalanan berlanjut untuk menuju ke Semarang, namun kami sempat bersinggah untuk sholat magrib di POM bensin Mertoyudan. Kami menempuh jarak kurang lebih 108 km untuk sampai di rumah Yumna ( salah satu anggota tim kami). Pukul 20.00 kami mulai beristirahat ditemani kehangatan keluarga Yumna yang ramah ( apalagi ayahnya)

Sabtu, 1 November 2014 pukul 08.00 WIB. Jhack dan Yumna mengambil carier dan Sb di daerah sekitar UNDIP. Namun, naas diperjalanan mereka tertilang oleh polisi.. hahaha. Untung ada kakak Yumna, jadi dapat teratasi. Pukul 10.00 WIB, menggunakan pick up hitam yang dikendarai ayah Yumna kami berangkat menuju Gunung Ungaran.  Kami berhenti di pemberhentian  wisata Umbul Sidomukti. Diperjalanan menuju Wisata Umbul Sidomukti, kami sempat bertemu dengan anak lokal yang miriiiip sekali dengan teman kami yang bernama JOSHUA. Dia membawa pluit dan meniup pluit sama persis dengan apa yang sering Joshua lakukan. ( huwaw.. you rock Josh).Lanjut,  Sebenernya untuk mencapai puncak Gunung Ungaran terdapat 3 yaitu Jalur Gedong Songo, Jalur Medini dan Jalur Sidomukti. Kami memilih mendaki menggunakan jalur Sidomukti/Jimbaran untuk mencapai puncak Ungaran. Dari pemberhentian pintu gerbang wisata Umbul Sidomukti kami berjalan menuju pos mawar dengan jarak kurang lebih 1 km. Sesampainya di POS Mawar kami melakukan pembayaran kontribusi dan mengisi buku registrasi untuk mendata siapa saja anggota tim kami yang akan menuju puncak Gunung Ungaran. Kemudian kami melakukan sholat dzuhur dan menjamak untuk sholat ashar. Pukul 13.30 WIB kami memulai pendakian kami. Setelah berdo’a bersama kami melangkahkan kaki menuju puncak Gunung Ungaran.

Perjalanan Menuju Gunung Ungaran

Awal perjalanan, kami melewati camping ground yang bisanya digunakan untuk kegiatan camping. (iyalah..namanya juga camping ground). Kemudian kami di suguhi oleh hutan pinus yang tropis banget menn. Disitu masih terlihat hutan yang masih asri, masih hijau, dan masih alami.. huawaww.. Setelah melewati lika-liku jalan setapak dihutan pinus kami menemukan sumber air kehidupan. Karena memang sebagian botol kami sudah kosong, kamipun segera mengisi botol tersebut dengan air alami yang super duper segarrr. Airnya jernih men, dingin dan sangat menyegarkan. Cocok untuk menghilangkan dahaga. Selepas mengisi air dan sedikit beristirahat kami melanjutkan lagi perjalanan. Track masih dapat dibilang mudah di hiasi dengan sungai kecil yang berarus tidak deras. Setelah beberapa lama berjalan kami sampai di POS Pronojiwo. Pos ini berupa seperti bangunan yang mirip pos kamling ditengah hutan. Disini kami beristirahat sejenak untuk sekedar minum dan memakan sedikit bekal kami.





Ada sungai kecil disini

Lepas dari POS Pronojiwo, kami bergegas untuk menuju desa promasan. Dalam perjalanan menuju desa promasan, kami sempat menemukan kolam renang, yang berair jernih. Ini juga merupakan sumber air yang dapat diminum saat logistik air habis. Setelah itu, kami disuguhi oleh hamparan kebun kopi yang kopii banget. Kebun ini cukup luas dan menghapar jauh. Keluar dari  kebun kopi, kami langsung takjub dengan keindahan kebun teh yang super duper kereeen banget. Kebun teh ini, menghampar luas. Dengan tibanya kami di kebun teh ini berarti tibalah juga kami di desa promasan. Desa promasan adalah desa terakhir sebelum kita sampai di puncak Gunung Ungaran. Desa promasan adalah desa yang berada pada ketinggian 1.800 mdpl. Desa ini dihuni oleh kurang lebih 15 kepala keluarga dengan mata pencaharian mereka adalah pemetik teh dan pemetik kopi. Di Desa Promasan ini, juga merupakan salah satu tujuan pendaki mendirikan tenda. Namun, perjalanan kami tidak hanya berhenti di Desa Promasan. Kami menlanjutkan perjalanan kami setelah sejenak beristirahat  dan foto bersama (sayang banget melewatkan view sepecah ini menn..)


Kebun Kopi

Kebun Teh Promasan

Kebun Kopi

Meninggalkan keindahan kebun teh yang pecah tadi, kami mulai mendapati track yang cukup melelahkan. Didominasi dengan bebatuan dan jalan menanjak, track ini cukup menguras tenaga. Ditambah dengan adanya beberapa titik pohon tumbang yang sedikit menyulitkan perjalanan kami. Semakin dekat dengan puncak, track yang dihadapkan semakin sulit. Meskipun matahari telah berpulang ke paraduannya tak menghalangi semangat kami untuk sampai ke puncak. Pukul 18.00 Kami tiba di Puncak Gunung Ungaran. Namun ternyata anggota dua anggota kami tertinggal. Sembaring sebagian anggota lain mendirikan dome,  sebagian lagi menunggu duaanggota yang tertinggal tersebut. Setelah kedua anggota sampai, mereka mengutarakan alasan mereka bahwa mereka lapar, sehingga beristirahat agak lama dibawah. It’s Okay, sah-sah saja mengalami kewalahan menuju Puncak Gunung Ungaran ini. Jadi bagi pendaki siapapun kalau kalian sudah merasa letih dan lelah yang sangat, jangan malau untuk berhenti dan stirahat sejenak J







Pukul 19.00 ketiga dome sudah selesai didirikan di sekitar puncak, tepatnya ditengah hutan pinus sekitar puncak. Dan view disekitar pendirian tenda kami ini sama seperti dalam film Twilight. Itu hutan pinus, dan itu berkabut menn. Bayangin deh.  Jadi, keren banget menn.  Kemudian kami membuat makanan sederhana lalu melaksanakan sholat magrib dan isya’. Setelah itu, kami berbincang sebentar kemudian kami memutuskan untuk beristirahat. Pukul 04.30 kami bangun dan sholat subuh. Dengan kompor lapangan yang kami bawa, kami membuat beberapa cangkir kopi dan coklat panas untuk sekedar menghangatkan badan ditengah kabut pagi. Tak lama kemudian kami menuju puncak untuk menikmati sang fajar yang datang. Namun sayang, saat itu sunrise sedikit tertutup oleh kabut. Sehingga tidak sejerih sunrise saat pendakian kami di Gunung Prau. Namun, kami sama sekali tidak merasa kecewa, karena kamipun juga disuguhi pemandangan yang sangat super duper keren banget. Pemandangan yang sangat indaah sekali. Hamparan kebun kopi dan teh terlihat jelas dari puncak. Ditemani angin yang perlahan menggoyangkan ilalang, kami hanyut menikmati pemandangan alam Gunung Ungaran.








Kami di puncak lagi

Dan sekali lagi, Indonesia menghipnotis kami dengan keindahannya. Keindahan khas Nusantara yang alami dan menajubkan. Keindahan yang mengajarkan kami betapa berharganya negara ini, sehingga rasa untuk menjaga harta karun ini semakin tumbuh dan menguat. Selain itu, lagi lagi kami membuktikan bahwa persahabatan ini, mampu kami bawa lagi sampai ke puncak. Persahabatan antara kami dan persahabantan kami dengan alam.

Kami Di Puncak Gunung Ungaran

Sampai jumpa dengan cerita perjalanan lain kami, dari puncak lain... (NTM)

Video pendek dokumenter Ekspedisi kami di Ungaran

https://www.youtube.com/watch?v=yb0zOahp7CI





EKSPEDISI PERDANA KAMI, PUNCAK GUNUNG PRAU 2.565 MDPL




Mungkin belum semua tahu tentang apa, dimana, dan bagaimana Gunung Prau itu..
Pada ekspedisi kami yang perdana ini, akan kami menceritakan tentang perjalanan kami menuju pucak Gunung Prau.

Let’s find out..

Kami adalah kumpulan manusia dengan segala aktivitas dan kesibukan yang sering kami lakukan bersamaan. Iya, karena kami adalah teman satu kampus dan satu jurusan. Sehingga kami sering menghabiskan waktu bersama-sama. Sempat suatu hari kami sedang berbincang. Dalam perbincangan tersebut, teman kami Jhack mencetuskan ide untuk melakukan pendakian di tanggal 17 Agustus. Awalnya kami heran, mau kemana dan bagaimana. Kemudian Jhack berkata untuk mendaki Gunung Prau. Kami, yang notabennya senang berjalan-jalan dan berpetualang langsung meng iya kan ajakan Jhack ini. Dengan berbekal izin dari orang tua, kami mempersiapkan pendakian bersama kami yang pertama ini.

Gunung Prau adalah Gunung yang berketinggian 2.565 mdpl. Gunung ini berada didataran tinggi Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah. Konon katanya, dari Puncak Gunung Prau,  kami dapat melihat bentangan alam yang sangat amat luar biasa. Dihiasi dengan gagahnya gunung Gunung Sindoro dan Sumbing juga puncak Gunung Merbabu dan Merapi yang samar namun nampak jelas dari Puncak Gunung Prau.  

Dan kami akan membuktikannya..

Pada pendakian pertama kami ini, kami mempersiapkan segala hal jauh-jauh hari. Karena memang saat itu, bertepatan dengan Ujian Kompetensi yang sedang kami tempuh. Jum’at, 15 Agustus 2014 malam. Setelah selesai melaksanakan hari terakhir uji kompetensi, kami masih berkumpul di kampus untuk memperbincangkan masalah pendakian esok hari. Afif dan Jhack sudah menyewa dua dome untuk kami beristirahat di puncak, dan tiga carier untuk membawa segala macam barang yang akan dibawa. Kami menyusun strategi pukul berapa kami berangkat dan bagaimana mekanismenya.  Setelah segala macam perlengkapan siap, kamipun pulang untuk mengumpulkan energi untuk perjalanan esok pagi.

Sabtu, 16 Agustus 2014 pagi kami mulai bersiap. Afif dan Ainun menghampiri Azizah dan saya untuk kemudian mengambil barang di persewaan flamingo (utara UGM). Disitu saya dan Azizah menyempatkan untuk sarapan, sedangkan Afif dan Ainun mengepack barang supaya lebih rapi dalam pembawaan barang nantinya. Pukul 09.00 kami berangkat dari jogja dan menuju Tempel untuk menghampiri teman kami Jhack terlebih dahulu. Pukul 10.00 kami sampai di Tempel, Sleman. Kemudian kami bertukar tas dan berdo’a bersama. Pukul 10.30 pemberangkatan kami mulai menuju Dataran Tinggi Dieng. Setelah 2 jam perjalanan kami berhenti di Indomaret didaerah Wonosobo. Disitu kami berhenti untuk sejenak beristrahat dan membeli roti untuk bekal. Lalu kami melanjutkan perjalanan menuju Base Camp Patak Banteng.

Pukul 13.30 kami sampai di basecamp pendakian Gunung Prau yaitu Patak Banteng. Di basecamp ini kami membayar retribusi dan registrasi nama anggota tim kami. Pada hari itu, basecamp tersebut memang sedang ramai dipadati pendaki, mungkin karena memang besok adalah tanggal 17 Agustus. Selain bertepatan dengan hari Kemerdekaan, tanggal 17 Agustus juga merupakan hari libur sehingga Puncak Prau di banjiri oleh pendaki. Selesai membayar kontribusi dan registrasi kami bergantian untuk melaksanakan sholat dzuhur dan jama’ ashar di masjid sebelah basecamp. Kami juga menyempatkan beristirahat untuk mengumpulkan energi. Karena transportasi yang kami gunakan adalah motor, maka kami menitipkan motor kami didepan balai desa setempat. Masalah keamanan, Inshaa Allah terjaga kok. Tapi untuk helm, disarankan dibawa kedalam basecamp karena akan lebih aman.

Barang bawan menuju puncak




Dari Basecamp Patak Banteng
Peta Menuju Puncak Gunung Prau

Pukul 15.30 kami bersiap untuk mendaki. Sebelumnya kami berdo’a supaya diberi kelanacaran dalam pendakian. Setelah itu kami ber lima mulai melangkahkan kaki kami. Pada mulanya, kami masih melewati gang-gang dipemukiman warga, lalu kami melewati ladang para petani. Disitu, pemandangan yang disuguhkan mulai bisa dinikmati. Kami masih menyusuri jalan setapak yang mulai menanjak. Perjalanan tersebut bertahan sampai akhirnya kami sampai di POS I yaitu POS Sikutdewo. Disini, karcis retribusi akan dicek. Lalu kami melanjutkan perjalanan lagi. Dari sini, track mulai berubah, yang semula berupa jalan setapak menjadi jalan tanah. Track ini sangat berdebu saat musim panas. Jadi disarankan bagi pendaki untuk membawa masker atau penutup hidung. Track ini masih dihiasi dengan ladang para warga disisi kanan dan kiri. Namun semakn naik, semakin kita meninggalkan ladang tersebut. View yang disiguhkanpun semakin indah. Hamparan ladang warga terlihat jelas dari atas. Track kemudian mulai melewati hutan-hutan yang cukup lebat. Kamipun berpacu dengan pendaki lain untuk sampai dipuncak. Tak lama kemudian kami sampai di POSII yaitu POS Canggal Walangan. Disitu kami berhenti untuk istirahat dan minum air perbekalan kami. Kami sempat ngos-ngosan pada awal track dari POS I namun setelah sampai POS II kami sudah bisa mengatur ritme nafas kami agar tidak cepat lelah. Sekitar 5 menit kami istirahat, kami kemudian melajutkan perjalanan  lagi. Track yang dihadapi masih sama namun disini tidak terlalu berdebu dan hawanya sudah mulai dingin. Track tersebut dijumpai sampai POS III yaitu POS Cacingan. Dalam perjalanan kami sempat diingatkan oleh pendaki lain yang turun bahwa setelah POS III akan dijumpai track yag licin dan kami dihimbau untuk berhati-hati. Saat itu memang pendaki yang naik ke Gunung Prau sangat banyak.





Pemberangkatan Menuju Puncak
Gang menuju jalur pendakian

Jalur menuju POS I

Pemandangan Menuju POS I






POS I SIKUT DEWO


Pemandangan dari perjalanan menuju POS III
Pemandangan dari POS II
POS III CACINGAN

Ternyata benar kata pendaki tersebut. Selepas POS 3, track yang kami hadapi sangat licin dan curam. Bahkan sudah disiapkan tali-tali yang fungsinya memang untuk membantu pedaki naik ke atas. Kami berlima saling bantu-membantu untuk sampai ke puncak. Meskipun track semakin curam namun iringan matahari yang terbenam memberi warna tersendiri pada pendakian kami. Terlihat jelas matahari yang terbenam di hamparan awan yang menjingga tepat di sebelah puncak Gunung Slamet. Kedua teman kami sempat mengabadikan panorama seindah itu sehingga mereka tertinggal. Pukul 17.30 kami sampai dipuncak Gunung Prau. Langit sudah mulai gelap, dan udara dipuncak tersebut sangat dingin. Kamipun segera mencari lokasi untuk mendirikn dome. Tepat dibawah tugu puncak Gunung Prau kami mendirikan 2 dome. Setelah itu kami menyeduh beberapa cangkir kopi dan membuat mi instan untuk menghangatkan dan mengisi perut kami yang mulai keroncongan. Lalu kami ingat, bahwa ada teman kami yang akan menyusul kami dipuncak. Jhack, Afif dan Yama pun menunggu teman kami tersebut di gerbang masuk area puncak. Setelah beberapa lama kami menunggu, kami tidak menemukan teman kami yang akan menyusul. Kami tidak dapat menghubunginya karena sulit mendapatkan sinyal diatas. Sehingga kami hanya bisa berteriak nama teman kami setiap ada rombongan pendaki lewat. Namun, hasilnya nihil. Akhirnya, kami kembali ke dalam dome karena memang sudah kedinginan diluar. Tugaspun digantikan oleh Azizah dan Ainun. Tak selang kemudian, merekapun bertemu dengan teman kami. Sehingga tim kami bertambah anggota menjadi delapan orang. Kemudian kami memutuskan untuk istirahat agar esok kami bisa bangun lebih pagi.



Azizah dan puncak Slametdalam senja
Senja
Afif Marzuqi dan senja

Minggu, 17 Agustus 2014 pukul 04.00 kami bangun dan mencoba keluar menembus dinginnya udara uar. Namun, niat kami ternyata terpatahkan oleh dinginnya udara luar. Akhirnya kami kembali kedalam dome. Dinginnya udara dipuncak tidak mampu mendidihkan kopi yang kami buat pada pagi itu. Pukul 05.30 kami memutuskan untuk keluar dan menikmamati matahari yang mulai terbit


Analis Kesehatan di Puncak
Fajar Di Puncak Gunung Prau


Alangkah Indahnya Indoneisa

Banyak camp di puncak


Terlihat Gunung Sindoro dan Sumbing


Kami dari Puncak Gunung Prau

Hamparan awan yang membentang menghantarkan fajar menyingsing muncul keluar praduannya. Bersama ribuan pendaki dengan diiringingi kibaran bendera merah putih kami menyaksikkan  keindahan fajar 17 Agustus di Puncak Gunung Prau. Dan ternyata benar kata orang, bahwa dari Puncak Gunung Prau tersebut keelokan Indonesia di pertontonkan. Keindahan alam Nusantara yang sangat indah. Lukisan Keagungan Yang Kuasa yang tertoreh di bumi pertiwi. Di sekitar bukit teletabis, dipuncak Gunung Prau kamipun memiliki impian untuk terus mendaki dan melihat keindaha tanah nusantara dari atas puncak yang berbeda. .



Kami akan bertemu dipuncak yang berbeda

Sampai jumpa, dalam cerita Ekspedisi kami selanjutnya..(NTM)