Mungkin belum semua
tahu tentang apa, dimana, dan bagaimana Gunung Prau itu..
Pada ekspedisi kami
yang perdana ini, akan kami menceritakan tentang perjalanan kami menuju pucak
Gunung Prau.
Let’s find out..
Kami adalah
kumpulan manusia dengan segala aktivitas dan kesibukan yang sering kami lakukan
bersamaan. Iya, karena kami adalah teman satu kampus dan satu jurusan. Sehingga
kami sering menghabiskan waktu bersama-sama. Sempat suatu hari kami sedang
berbincang. Dalam perbincangan tersebut, teman kami Jhack mencetuskan ide untuk
melakukan pendakian di tanggal 17 Agustus. Awalnya kami heran, mau kemana dan
bagaimana. Kemudian Jhack berkata untuk mendaki Gunung Prau. Kami, yang
notabennya senang berjalan-jalan dan berpetualang langsung meng iya kan ajakan
Jhack ini. Dengan berbekal izin dari orang tua, kami mempersiapkan pendakian
bersama kami yang pertama ini.
Gunung Prau
adalah Gunung yang berketinggian 2.565 mdpl. Gunung ini berada didataran tinggi
Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah. Konon katanya, dari Puncak Gunung Prau, kami
dapat melihat bentangan alam yang sangat amat luar biasa. Dihiasi dengan
gagahnya gunung Gunung Sindoro dan Sumbing juga puncak Gunung Merbabu dan
Merapi yang samar namun nampak jelas dari Puncak Gunung Prau.
Dan kami akan membuktikannya..
Pada pendakian
pertama kami ini, kami mempersiapkan segala hal jauh-jauh hari. Karena memang
saat itu, bertepatan dengan Ujian Kompetensi yang sedang kami tempuh. Jum’at,
15 Agustus 2014 malam. Setelah selesai melaksanakan hari terakhir uji kompetensi,
kami masih berkumpul di kampus untuk memperbincangkan masalah pendakian esok
hari. Afif dan Jhack sudah menyewa dua dome untuk kami beristirahat di puncak,
dan tiga carier untuk membawa segala macam barang yang akan dibawa. Kami
menyusun strategi pukul berapa kami berangkat dan bagaimana mekanismenya. Setelah segala macam perlengkapan siap,
kamipun pulang untuk mengumpulkan energi untuk perjalanan esok pagi.
Sabtu, 16 Agustus
2014 pagi kami mulai bersiap. Afif dan Ainun menghampiri Azizah dan saya untuk
kemudian mengambil barang di persewaan flamingo (utara UGM). Disitu saya dan
Azizah menyempatkan untuk sarapan, sedangkan Afif dan Ainun mengepack barang
supaya lebih rapi dalam pembawaan barang nantinya. Pukul 09.00 kami berangkat
dari jogja dan menuju Tempel untuk menghampiri teman kami Jhack terlebih dahulu.
Pukul 10.00 kami sampai di Tempel, Sleman. Kemudian kami bertukar tas dan
berdo’a bersama. Pukul 10.30 pemberangkatan kami mulai menuju Dataran Tinggi
Dieng. Setelah 2 jam perjalanan kami berhenti di Indomaret didaerah Wonosobo.
Disitu kami berhenti untuk sejenak beristrahat dan membeli roti untuk bekal.
Lalu kami melanjutkan perjalanan menuju Base Camp Patak Banteng.
Pukul 13.30 kami
sampai di basecamp pendakian Gunung Prau yaitu Patak Banteng. Di basecamp ini
kami membayar retribusi dan registrasi nama anggota tim kami. Pada hari itu,
basecamp tersebut memang sedang ramai dipadati pendaki, mungkin karena memang
besok adalah tanggal 17 Agustus. Selain bertepatan dengan hari Kemerdekaan,
tanggal 17 Agustus juga merupakan hari libur sehingga Puncak Prau di banjiri
oleh pendaki. Selesai membayar kontribusi dan registrasi kami bergantian untuk
melaksanakan sholat dzuhur dan jama’ ashar di masjid sebelah basecamp. Kami
juga menyempatkan beristirahat untuk mengumpulkan energi. Karena transportasi
yang kami gunakan adalah motor, maka kami menitipkan motor kami didepan balai
desa setempat. Masalah keamanan, Inshaa Allah terjaga kok. Tapi untuk helm,
disarankan dibawa kedalam basecamp karena akan lebih aman.
Peta Menuju Puncak Gunung Prau |
Pukul 15.30 kami bersiap untuk mendaki. Sebelumnya kami berdo’a supaya diberi kelanacaran dalam pendakian. Setelah itu kami ber lima mulai melangkahkan kaki kami. Pada mulanya, kami masih melewati gang-gang dipemukiman warga, lalu kami melewati ladang para petani. Disitu, pemandangan yang disuguhkan mulai bisa dinikmati. Kami masih menyusuri jalan setapak yang mulai menanjak. Perjalanan tersebut bertahan sampai akhirnya kami sampai di POS I yaitu POS Sikutdewo. Disini, karcis retribusi akan dicek. Lalu kami melanjutkan perjalanan lagi. Dari sini, track mulai berubah, yang semula berupa jalan setapak menjadi jalan tanah. Track ini sangat berdebu saat musim panas. Jadi disarankan bagi pendaki untuk membawa masker atau penutup hidung. Track ini masih dihiasi dengan ladang para warga disisi kanan dan kiri. Namun semakn naik, semakin kita meninggalkan ladang tersebut. View yang disiguhkanpun semakin indah. Hamparan ladang warga terlihat jelas dari atas. Track kemudian mulai melewati hutan-hutan yang cukup lebat. Kamipun berpacu dengan pendaki lain untuk sampai dipuncak. Tak lama kemudian kami sampai di POSII yaitu POS Canggal Walangan. Disitu kami berhenti untuk istirahat dan minum air perbekalan kami. Kami sempat ngos-ngosan pada awal track dari POS I namun setelah sampai POS II kami sudah bisa mengatur ritme nafas kami agar tidak cepat lelah. Sekitar 5 menit kami istirahat, kami kemudian melajutkan perjalanan lagi. Track yang dihadapi masih sama namun disini tidak terlalu berdebu dan hawanya sudah mulai dingin. Track tersebut dijumpai sampai POS III yaitu POS Cacingan. Dalam perjalanan kami sempat diingatkan oleh pendaki lain yang turun bahwa setelah POS III akan dijumpai track yag licin dan kami dihimbau untuk berhati-hati. Saat itu memang pendaki yang naik ke Gunung Prau sangat banyak.
Pemberangkatan Menuju Puncak |
Gang menuju jalur pendakian |
Jalur menuju POS I |
Pemandangan Menuju POS I |
POS I SIKUT DEWO |
Pemandangan dari perjalanan menuju POS III |
Pemandangan dari POS II |
POS III CACINGAN |
Minggu, 17
Agustus 2014 pukul 04.00 kami bangun dan mencoba keluar menembus dinginnya
udara uar. Namun, niat kami ternyata terpatahkan oleh dinginnya udara luar.
Akhirnya kami kembali kedalam dome. Dinginnya udara dipuncak tidak mampu
mendidihkan kopi yang kami buat pada pagi itu. Pukul 05.30 kami memutuskan
untuk keluar dan menikmamati matahari yang mulai terbit
Analis Kesehatan di Puncak |
Fajar Di Puncak Gunung Prau |
Alangkah Indahnya Indoneisa |
Hamparan awan yang
membentang menghantarkan fajar menyingsing muncul keluar praduannya. Bersama ribuan
pendaki dengan diiringingi kibaran bendera merah putih kami menyaksikkan keindahan fajar 17 Agustus di Puncak Gunung
Prau. Dan ternyata benar kata orang, bahwa dari Puncak Gunung Prau tersebut
keelokan Indonesia di pertontonkan. Keindahan alam Nusantara yang sangat indah.
Lukisan Keagungan Yang Kuasa yang tertoreh di bumi pertiwi. Di sekitar bukit
teletabis, dipuncak Gunung Prau kamipun memiliki impian untuk terus mendaki dan
melihat keindaha tanah nusantara dari atas puncak yang berbeda. .
Sampai jumpa, dalam cerita Ekspedisi kami selanjutnya..(NTM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar