Semarang, adalah
ibukota Provinsi jawa tengah yang notabennya berada pada daerah pesisir. Namun,
di Semarang inilah terdapat sebuah gunung berketinggian 2.050 mdpl bernama
Gunung Ungaran. Dan disinilah, ekspedis kami mulai lagi.
Awalnya, kami berbincang-bincang
tentang kemana kita melanjutkan ekspedisi kami. Setelah berhasil menjajal track
Gunung Prau ( 17-18 Agustus 2014), kami sebagai pemula kemudian mencari-cari
track lain yang dapat kami jajal. Kemudian Jhack mencetuskan ide untuk mendaki
gunung Ungaran (ide yang cemerlang). Kamipun segera menggali informasi tentang
Gunung Ungaran tersebut. Mulai dari transportasi, track, dan segala macam
tentang pendakian Gunung Ungaran. Sampai akhirnya kami menentukan tanggal
pemberangkatan kami. Dan 31 November 2014 adalah hari yang kami pilih untuk berangkat
bersama 9 anggota kami. Segala persiapan yang kami butuhkan mulai dipersiapkan.
Mulai dari dome, carier, jas hujan, matras, jaket tebal, dan segalam macam
logistik. Pihak yang berjasa pada pendakian ini adalah Eko shop Adventure
karena beliau menyewakan peralatan yang super duper murah untuk kami (thank you
mas Eko dan ibuk nya J
).
Jum’at pukul
15.00 setelah kami melaksanakan UTS hari terakhir, kami pulang dari kampus.
Kami bersiap packing dan berangkat pukul 17.00 menuju tempel untuk bertemu dengan captain tim kami yaitu Jhack.
Ditempel Sleman, Jhack sudah menunggu bersamaan dengan sore yang segera
menjingga. Kemudian perjalanan berlanjut untuk menuju ke Semarang, namun kami
sempat bersinggah untuk sholat magrib di POM bensin Mertoyudan. Kami menempuh jarak
kurang lebih 108 km untuk sampai di rumah Yumna ( salah satu anggota tim kami).
Pukul 20.00 kami mulai beristirahat ditemani kehangatan keluarga Yumna yang
ramah ( apalagi ayahnya)
Sabtu, 1 November
2014 pukul 08.00 WIB. Jhack dan Yumna mengambil carier dan Sb di daerah sekitar
UNDIP. Namun, naas diperjalanan mereka tertilang oleh polisi.. hahaha. Untung
ada kakak Yumna, jadi dapat teratasi. Pukul 10.00 WIB, menggunakan pick up
hitam yang dikendarai ayah Yumna kami berangkat menuju Gunung Ungaran. Kami berhenti di pemberhentian wisata Umbul Sidomukti. Diperjalanan menuju
Wisata Umbul Sidomukti, kami sempat bertemu dengan anak lokal yang miriiiip
sekali dengan teman kami yang bernama JOSHUA. Dia membawa pluit dan meniup
pluit sama persis dengan apa yang sering Joshua lakukan. ( huwaw.. you rock
Josh).Lanjut, Sebenernya untuk mencapai
puncak Gunung Ungaran terdapat 3 yaitu Jalur Gedong Songo, Jalur Medini dan
Jalur Sidomukti. Kami memilih mendaki menggunakan jalur Sidomukti/Jimbaran
untuk mencapai puncak Ungaran. Dari pemberhentian pintu gerbang wisata Umbul Sidomukti
kami berjalan menuju pos mawar dengan jarak kurang lebih 1 km. Sesampainya di
POS Mawar kami melakukan pembayaran kontribusi dan mengisi buku registrasi
untuk mendata siapa saja anggota tim kami yang akan menuju puncak Gunung
Ungaran. Kemudian kami melakukan sholat dzuhur dan menjamak untuk sholat ashar.
Pukul 13.30 WIB kami memulai pendakian kami. Setelah berdo’a bersama kami
melangkahkan kaki menuju puncak Gunung Ungaran.
Awal perjalanan,
kami melewati camping ground yang bisanya digunakan untuk kegiatan camping.
(iyalah..namanya juga camping ground). Kemudian kami di suguhi oleh hutan pinus
yang tropis banget menn. Disitu masih terlihat hutan yang masih asri, masih
hijau, dan masih alami.. huawaww.. Setelah melewati lika-liku jalan setapak
dihutan pinus kami menemukan sumber air kehidupan. Karena memang sebagian botol
kami sudah kosong, kamipun segera mengisi botol tersebut dengan air alami yang
super duper segarrr. Airnya jernih men, dingin dan sangat menyegarkan. Cocok
untuk menghilangkan dahaga. Selepas mengisi air dan sedikit beristirahat kami
melanjutkan lagi perjalanan. Track masih dapat dibilang mudah di hiasi dengan
sungai kecil yang berarus tidak deras. Setelah beberapa lama berjalan kami
sampai di POS Pronojiwo. Pos ini berupa seperti bangunan yang mirip pos kamling
ditengah hutan. Disini kami beristirahat sejenak untuk sekedar minum dan
memakan sedikit bekal kami.
Lepas dari POS
Pronojiwo, kami bergegas untuk menuju desa promasan. Dalam perjalanan menuju
desa promasan, kami sempat menemukan kolam renang, yang berair jernih. Ini juga
merupakan sumber air yang dapat diminum saat logistik air habis. Setelah itu,
kami disuguhi oleh hamparan kebun kopi yang kopii banget. Kebun ini cukup luas
dan menghapar jauh. Keluar dari kebun
kopi, kami langsung takjub dengan keindahan kebun teh yang super duper kereeen
banget. Kebun teh ini, menghampar luas. Dengan tibanya kami di kebun teh ini
berarti tibalah juga kami di desa promasan. Desa promasan adalah desa terakhir
sebelum kita sampai di puncak Gunung Ungaran. Desa promasan adalah desa yang
berada pada ketinggian 1.800 mdpl. Desa ini dihuni oleh kurang lebih 15 kepala
keluarga dengan mata pencaharian mereka adalah pemetik teh dan pemetik kopi. Di
Desa Promasan ini, juga merupakan salah satu tujuan pendaki mendirikan tenda.
Namun, perjalanan kami tidak hanya berhenti di Desa Promasan. Kami menlanjutkan
perjalanan kami setelah sejenak beristirahat
dan foto bersama (sayang banget melewatkan view sepecah ini menn..)
Meninggalkan
keindahan kebun teh yang pecah tadi, kami mulai mendapati track yang cukup
melelahkan. Didominasi dengan bebatuan dan jalan menanjak, track ini cukup
menguras tenaga. Ditambah dengan adanya beberapa titik pohon tumbang yang
sedikit menyulitkan perjalanan kami. Semakin dekat dengan puncak, track yang
dihadapkan semakin sulit. Meskipun matahari telah berpulang ke paraduannya tak
menghalangi semangat kami untuk sampai ke puncak. Pukul 18.00 Kami tiba di
Puncak Gunung Ungaran. Namun ternyata anggota dua anggota kami tertinggal. Sembaring
sebagian anggota lain mendirikan dome,
sebagian lagi menunggu duaanggota yang tertinggal tersebut. Setelah
kedua anggota sampai, mereka mengutarakan alasan mereka bahwa mereka lapar,
sehingga beristirahat agak lama dibawah. It’s Okay, sah-sah saja mengalami
kewalahan menuju Puncak Gunung Ungaran ini. Jadi bagi pendaki siapapun kalau
kalian sudah merasa letih dan lelah yang sangat, jangan malau untuk berhenti
dan stirahat sejenak J.
Pukul 19.00
ketiga dome sudah selesai didirikan di sekitar puncak, tepatnya ditengah hutan
pinus sekitar puncak. Dan view disekitar pendirian tenda kami ini sama seperti
dalam film Twilight. Itu hutan pinus, dan itu berkabut menn. Bayangin deh. Jadi, keren banget menn. Kemudian kami membuat makanan sederhana lalu melaksanakan
sholat magrib dan isya’. Setelah itu, kami berbincang sebentar kemudian kami
memutuskan untuk beristirahat. Pukul 04.30 kami bangun dan sholat subuh. Dengan
kompor lapangan yang kami bawa, kami membuat beberapa cangkir kopi dan coklat
panas untuk sekedar menghangatkan badan ditengah kabut pagi. Tak lama kemudian
kami menuju puncak untuk menikmati sang fajar yang datang. Namun sayang, saat
itu sunrise sedikit tertutup oleh kabut. Sehingga tidak sejerih sunrise saat
pendakian kami di Gunung Prau. Namun, kami sama sekali tidak merasa kecewa,
karena kamipun juga disuguhi pemandangan yang sangat super duper keren banget.
Pemandangan yang sangat indaah sekali. Hamparan kebun kopi dan teh terlihat
jelas dari puncak. Ditemani angin yang perlahan menggoyangkan ilalang, kami
hanyut menikmati pemandangan alam Gunung Ungaran.
Dan sekali lagi,
Indonesia menghipnotis kami dengan keindahannya. Keindahan khas Nusantara yang
alami dan menajubkan. Keindahan yang mengajarkan kami betapa berharganya negara
ini, sehingga rasa untuk menjaga harta karun ini semakin tumbuh dan menguat. Selain
itu, lagi lagi kami membuktikan bahwa persahabatan ini, mampu kami bawa lagi
sampai ke puncak. Persahabatan antara kami dan persahabantan kami dengan alam.
Sampai jumpa dengan cerita perjalanan lain kami, dari puncak
lain... (NTM)
Video pendek dokumenter Ekspedisi kami di Ungaran
https://www.youtube.com/watch?v=yb0zOahp7CI
Video pendek dokumenter Ekspedisi kami di Ungaran
https://www.youtube.com/watch?v=yb0zOahp7CI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar